Pages - Menu

Ochydart.com beralih ke www.percetakanayoprint.com

Minggu, 20 Mei 2012

Bagaimana Cara Menjadi Pengusaha?



Akhir-akhir ini kecenderungan untuk menjadi pengusaha terasa meningkat. Ditandai dengan adanya berbagai pelatihan dan munculnya berbagai lembaga yang menyediakan diri untuk mendorong dan melatih seseorang menjadi pengusaha. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan. Semakin banyak pengusaha, maka semakin banyak lapangan kerja yang tersedia. Tentunya akan semakin banyak tenaga kerja yang bisa diserap. Tulisan ini akan membantu para pembaca yang ingin mengetahui bagaimana caranya menjadi pengusaha.

Pertama yang harus dilakukan adalah mengatasi rasa takut menjadi pengusaha. Umumnya orang enggan menjadi pengusaha karena rasa takut bangkrut, takut tertipu dan lain-lain. Intinya takut akan resiko yang nanti dihadapi. Padahal apapun yang kita lakukan pada dasarnya beresiko. Sebagai contoh : kita menyeberang jalan, tentu kita ada resiko
tertabrak. Sebagai orang yang dikaruniai akal, tentu kita tidak akan menyeberang sembarangan. Begitu pula dengan menjadi pengusaha, resiko bisa kita minimalkan dengan manajemen yang baik. Jika kita tidak sanggup menanggung resiko besar, kita bisa memilih resiko yang lebih kecil. Dan memang lebih baik memulai dari sesuatu yang kecil.

Kedua adalah mengenai modal. Banyak orang batal menjadi pengusaha karena tidak memiliki modal. Sesungguhnya modal itu penting tapi bukan yang utama. Yang utama adalah ide. Uang berapa pun tidak akan menghasilkan keuntungan jika tidak memiliki ide. Saya bisa memberikan kepada Anda uang 1 milyar hari ini, tapi jika Anda tidak punya ide usaha, maka uang itu akan habis pelan dan cepat. Sebaliknya jika seseorang memiliki ide, maka uang akan datang dengan sendirinya. Banyak pengusaha yang memulai tanpa modal sama-sekali, dan pada akhirnya perbankkan berebut menawarkan modal kepadanya.

Jadi tidak ada modal uang, pilihlah usaha yang tidak membutuhkan uang untuk memulainya. Kita bisa belajar dari para pedagang yang menjual cash, tapi membeli dengan bayar dibelakang. Jika memang membutuhkan uang, sementara Anda tidak memiliki uang, pakailah uang orang lain. Cukup sederhana. Masalahnya tinggal bagaimana Anda menggunakan “modal” yang diberikan Tuhan, tubuh dan akal Anda untuk memakai uang orang lain. Modal yang kedua adalah keberanian. Mulai dari sekarang, beranikan diri Anda untuk bermimpi. Mungkin ini agak aneh, tapi dunia sudah membuktikan bahwa banyak penemuan ilmiah berdasarkan mimpi dan khayalan. Mobil- mobil sekarang ini berasal dari khayalan masa kecil. Ketika mimpi dan khayalan terwujud, kesuksesan sudah menanti di depan mata.

Selanjutnya, beranilah berbeda. Di tengah pasar yang kompetitif, menjadi beda adalah hal yang penting. Jika Anda membuat sesuatu yang sama dengan kompetitor, maka produk atau jasa Anda peluangnya berbagi dengan kompetitor. Sesuatu yang berbeda adalah nilai tambah. Dengan berbeda, keuntungan akan lebih besar. Lihatlah sekeliling, apa yang menjadi masalah atau kebutuhan di sekitar Anda. Dengan demikian Anda akan memahami pasar sebelum meluncurkan produk atau jasa.

Jika Anda sulit menemukan sebuah bisnis yang benar-benar baru, tidak perlu kecil hati karena Anda bisa memilih bisnis yang masih memiliki prospek pertumbuhan di masa mendatang.  Salah satunya adalah bisnis di sektor telekomunikasi. Anda tidak perlu berpikir untuk mendirikan operator baru karena memang bukan itu ‘mainan’ yang tepat untuk pemula. Namun lihatlah rantai bisnis telekomunikasi dari hulu sampai hilir. Lihat juga bisnis yang terkait dengan sektor telekomunikasi ini.

Kemudian siapkan keberanian untuk memulai. Makin cepat akan makin baik. Buanglah keraguan Anda. Jika selalu ragu, maka Anda tidak akan pernah memulai dan tidak tahu apakah Anda akan bisa belajar bagaimana menghindari kegagalan dan juga sekaligus tidak pernah mengalami kesuksesan. Kalaupun ditengah perjalanan ada kegagalan, itu merupakan hal yang sangat biasa. Dengan demikian kita memiliki pengalaman, anggap saja hal itu merupakan biaya sekolah. Lebih baik kita gagal di awal daripada gagal di akhir. Pendiri dan pemilik KFC, telah gagal 19 kali untuk meyakinkan bahwa ayam gorengnya enak dan laku sebelum akhirnya menemui jalan suksesnya. Begitu juga Puspo Wardoyo gagal di tempat asalnya dan memulai usaha Ayam Bakar Wong Solo di Medan.
Wajar jika belum memiliki pengalaman saat memulai usaha. Pengalaman akan didapatkan seiring perjalanan usaha. Tidak ada seseorang yang tiba-tiba ahli dalam bidang  apapun, semuanya melalui proses belajar. Sayangnya menjadi pengusaha tidak ada sekolahnya, sehingga trial dan error menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan. Kesuksesan pengusaha ditentukan oleh berapa kali ia lebih banyak bangun dari kegagalan.

Ada pameo, lebih baik menjadi kepala semut daripada ekor gajah. Dengan menjadi pengusaha, kita menjadi kepala, bukan ekor. Apakah kemudian badan kita besar atau kecil, tentu tergantung bagaimana kita mengelola usaha kita. Dengan makin majunya ilmu managemen, makin mudah mengelola perusahaan. Jadi beranikan diri Anda menjadi kepala.

Sumber : Majalah Frontliners Edisi November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar