Pages - Menu

Ochydart.com beralih ke www.percetakanayoprint.com

Jumat, 26 Oktober 2012

Fajar Handika : Rezeki dari Tempat Makan

Kamis, 5 Mei 2011
Usianya masih terbilang muda, 30 tahun. Namun di usianya yang muda itu, Fajar Handika telah meraih kesuksesan. Yang membanggakan ia meraihnya dengan usaha dan kerja keras tanpa mengandalkan bantuan modal dari orang tua. Andi, demikian ia biasa disapa, adalah pemilik rumah makan Foodfezt di jalan Kaliurang KM 5,5 Yogyakarta yang mempunyai omset tidak kurang dari Rp 300 juta setiap bulannya.

“Tahun 1997, ketika masih SMA, ayah saya wafat. Untuk biaya pendidikan dan hidup, saya banyak dibantu oleh kakak hingga awal saya kuliah. Tetapi saya merasa tidak enak kalau terus-terusan menjadi beban apalagi kakak-kakak saya sudah mempunyai keluarga. Saya kemudian mulai belajar mencari uang sendiri,” kata Andi, bungsu dari enam bersaudara. Pada tahun 2000 saat semester keempat kuliah di Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada, Andi nyambi menjadi penjaga warung internet. Namun itu hanya bertahan setahun karena merasa bukan passion-nya. Andi memutuskan berbisnis sendiri sebagai seorang web designer, sebuah usaha yang relatif tanpa modal uang. Namun ia juga merasa kurang cocok.

Ia lantas berganti haluan lagi dan kini membuka usaha toko online. Tahun 2004, Andi mulai melirik usaha food and beverage (FNB). Ketika itu ia join dengan temannya mendirikan Coffee Shop yang diberi nama Blazt. Lokasinya di Jalan Kaliurang KM 6,3 Yogyakarta. Di coffee shopnya, Andi memberi fasilitas WIFI untuk para pelanggan. Namun usaha ini juga tidak bertahan lama. Kali ini bukan karena tak laku. Andi harus berhenti karena tanah dan bangunan yang ia sewa sebagai tempat usaha, dijual oleh pemiliknya. Ia kemudian membuka warung angkringan di Jalan Kaliurang KM 4 Yogyakarta. Warung itu ditunggui sendiri sembari belajar secara lebih dekat tentang dunia kuliner Yogyakarta. “Saya jualan angkringan selama delapan bulan.

Selama berjualan itu, saya sekaligus menggagas model makanan apa dan model warung seperti apa yang digemari masyarakat. Saya membuat survei dan menyebar kuisioner untuk mengetahui hal ini,” kata Andi yang kini mahasiswa Magister Managemen UGM ini. Dari survei itu pula, Andi memperoleh gambaran beberapa warung makan, restoran atau kedai di Yogyakarta yang disukai konsumen. Bermodal sisa tabungan yang dimiliki dan hasil menjual mobilnya. Pemenang II WMM 2010 Kategori Mahasiswa Pascasarjana dan Alumni Bidang Usaha Boga ini, merasa yakin untuk membuka usaha kuliner dengan konsep festival. Andi menyewa tanah di Jalan Kaliurang KM 5,5 kemudian direhab untuk menjadi sebuah restoran. Selanjutnya Andi menghubungi beberapa kedai dan warung makan yang menjadi idola konsumen seperti hasil surveinya. “Awalnya hanya ada enam outlet yang terisi seperti Bakmi Oncor, Sate Cak Amat, Dimsum, Nasi Kebuli, dan bakso. Meski hanya enam store, tapi jumlah menu yang kami tawarkan saat itu mencapai lebih dari 50 buah,” kata Andi.

Usaha foodfezt yang baru dibuka secara resmi pada 17 Oktober 2007 dengan modal sekitar Rp 450 juta itu, sudah break event point dalam waktu 15 bulan. Sebagai pemenang WMM, Fajar Handika mendapatkan dukungan antara lain pelatihan manajemen bisnis oleh instruktur berstandar internasional sekaligus pendampingan usaha selama enam bulan dari Bank Mandiri. “Ini sangat bermanfaat bagi saya dalam menajamkan strategis bisnis,” ujarnya. Dengan bekal tersebut Andi terus meluaskan usahanya. Menggandeng Bondan Winarno “Si Mak Nyus” ia membuka restoran Kopitiam Oey. Dengan usaha yang telah berjalan stabil, Andi tidak mau berhenti. Sejumlah ekspansi bisnis lain juga telah dilakukannya, antara lain bisnis udang galah dan ikan nila untuk ekspor.

Sumber : http://wirausahamandiri.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar