Apakah
setiap pengusaha yang sukses pernah mengalami kegagalan? Sebuah
pertanyaan sederhana dilontarkan salah seorang juri nasional Wirausaha
Mandiri kepada R Agung Nugroho Susanto (25), pemilik bisnis Simply Fresh
Laundry saat proses penjurian Wirausaha Mandiri Tingkat Nasional di
Hotel Sultan, Jakarta pada akhir tahun 2009.
Dihadapan
para juri, dengan jelas, alumnus Universitas Gadjah Mada ini
mengiyakan. Bahkan Agung menambahkan, jika ingin sukses
berbisnis,seorang pewirausaha harus mengenyam pengalaman kegagalan
terlebih dahulu.
Pengalaman
kegagalan dalam menjalankan bisnis, menurut Agung, adalah ongkos
belajar yang sangat penting bagi pembelajaran bisnis berikutnya.
Perjalanan
Agung untuk memulai bisnis sejak masih mahasiswa telah membuktikannya.
Setidaknya, sejak mahasiswa tingkat pertama, Agung yang kelahiran
Lampung dan sejak sekolah menengah tingkat pertama sudah merantau ke
Yogyakarta ini,telah mencoba memulai berbagai usaha, mulai dari usaha
distro,- hingga membuka gerai jual beli handphone. Namun dua usaha yang
sudah dijalani ini tidak berkembang seperti yang diharapkan. Persaingan
yang ketat,- dan juga menjamurnya bisnis serupa membuat Agung kelelahan
mengelola usahanya.
Tahun
2006 saat bisnis laundry kiloan menjamur di Yogyakarta, Agung mencoba
bisnis laundry kiloan, Simply Fresh Laundry. Dipilihnya bisnis laundry
kiloan, karena bisnis jasa ini relatif mudah mengelolanya, tidak
memerlukan modal yang besar, dan memiliki pangsa pasar yang besar.
Tenaga kerja yang diperlukan juga tidak perlu pendidikan yang tinggi.
Saat
itu, sudah jamak jika di Yogyakarta para mahasiswa, bahkan masyarakat
umum lebih memilih mencuci pakaiannya di laundry kiloan daripada
mencuci sendiri. Perubahan gaya hidup masyarakat yang memilih mendatangi
laundry kiloan daripada mencuci pakaian sendiri adalah sebuah prospek
bisnis yang sangat menjanjikan. Belum lagi pasar yang lain, seperti
rumah sakit, hotel, spa, restoran, hingga pemilik club olah raga, dan
lainnya.
Bisnis dari Modal Kecil
Berapa
modal yang diperlukan untuk mendirikan bisnis ini? Tidak banyak, untuk
membuat usaha laundry kiloan, Agung hanya memerlukan 1 mesin cuci, 1
mesin pengering, dan sewa tempat usaha di lokasi yang strategis.
Modal
yang diperlukan saat itu kira-kira mencapai Rp30jutaan. Modal ini ia
peroleh dari pinjaman kredit dengan menggadaikan BPKB motor
miliknya,sebagian pinjaman dari orangtua, pinjam ke teman, dan sebagian
dari sisa modal usaha sebelumnya.
Dengan
tekad yang kuat Agung mengelola usaha laundry ini. Dan seperti yang
diproyeksikan sebelumnya bahwa gerai jasa laundry miliknya ini diminati
banyak pelanggan, sehingga dalam waktu hanya satu bulan saja, outlet
Simply fresh Laundry miliknya merupakan outlet laundry kiloan paling
ramai di Yogyakarta, meskipun di jalan yang sama terdapat 5 gerai
laundry kiloan dengan merek berbeda.
Salah
satu kunci untuk memperoleh pelanggan banyak, lanjut Agung adalah
dengan selalu melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan usahanya,
diantaranya gerai laundry nya hanya menggunakan deterjen ramah
lingkungan (limbah deterjen yang dapat menyuburkan tanaman), menggunakan
teknologi ultra violet (air yang digunakan bebas bakteri), memberikan
garansi produk, menggunakan alat pengepak press plastik, memberikan
pelayanan delivery service kepada pelanggan serta memiliki jaringan
keagenan yang merata di lingkungan pelanggan.
Bahkan
di beberapa tempat tertentu gerainya juga menempatkan pelayanan ‘drive
thru’ dan buka 24 jam. Selain itu, Simply Fresh Laundry juga memberikan
pelayanan cuci kilat hanya 4 jam sudah jadi, mencuci berdasarkan washing
care label tips, membuat membership khusus, komputerisasi dengan
sofware khusus, menggunakan barcode scanner, packaging ekslusif dan,
pelayanan yang ramah. Selain itu, ia juga menyediakan tujuh pilihan
aroma pewangi pakaian sehingga konsumen dapat memilih jenis pewangi yang
diinginkan. Bahkan harganyapun sangat bersaing, hanya Rp2500/kg.
Langkah
pemasaran dengan menggandeng media, menjadi sponsor event, menciptakan
personal branding dengan wawancara di berbagai media cetak maupun
elektronik, menyebar brosur di sasaran tertentu, memasang balon udara di
atas outlet hingga memberikan hadiah dan bonus, voucher bagi pelanggan
loyal, serta mengembangkan sistem keagenan dengan menggandeng
minimarket, warnet, gerai handphone dengan sistem bagi hasil merupakan
strategi pemasaran yang membuat Simply Fresh Laundry terus berkembang
hingga kini.
Pertaruhan Untuk Menjadi Wirausahawan
Usai
lulus kuliah dari Fakultas Hukum UGM tahun 2007, Agung menghadapi
sebuah dilema. Sisi lain ia ingin menjadi pebisnis, tetapi kedua
orangtuanya menginginkan ia menjadi karyawan disebuah instansi bonafid.
“Orangtua
saya melarang saya melanjutkan bisnis laundry kiloan, padahal saya
sudah memiliki 3 gerai laundry dan sedang ramai-ramainya,” ujar Agung
yang ayahnya berprofesi sebagai pengacara hukum, sedangkan kakak
laki-lakinya berprofesi sebagai jaksa, dan kakak perempuannya adalah
seorang dokter.
Hanya
karena ingin menyenangkan kedua orangtuanya, Agung mencoba mengikuti
tes penerimaan pegawai Bank Indonesia di Yogyakarta yang disarankan
ayahnya. Ia lulus berbagai tes tertulis dan wawancara, dengan
menyisihkan 8000 kandidat calon lainnya. Ketika itu, hanya tinggal satu
langkah untuk menjadi pegawai Bank Indonesia yang banyak diidam-idamkan
oleh lulusan baru, yaitu wawancara di Jakarta.
Di
tengah kegalauan untuk meneruskan usahanya, Agung meyakinkan kedua
orangtuanya bahwa ia ingin menjadi pewirausaha. Ia memohon tidak
melanjutkan mengikuti tes tahap wawancara ke Jakarta untuk masuk menjadi
pegawai Bank Indonesia, karena ingin melanjutkan usahanya, dan mohon
diberi waktu satu tahun untuk membuktikan usaha yang dirintisnya.
“Saat itu saya berjanji, jika dalam waktu satu tahun tidak berhasil, saya siap bekerja dimanapun,” cetusnya .
Mengembangkan Bisnis
Perjalanan
baru telah ia putuskan. Setelah melihat gerai laundry kiloannya tumbuh
dan berkembang, Agung memutuskan untuk meminjam modal dari bank untuk
mengembangkan usahanya. Modal ini digunakan untuk menciptakan sistem
dan meningkatkan performa usahanya.
Di
saat yang sama, ketika usahanya telah memiliki sistem yang kuat, Agung
mengembangkan dan membiakkan Simply Fresh Laundry dengan cara waralaba.
Akhir tahun 2007, gerainya sudah mencapai 18 outlet dengan 87 agen,
tahun 2008 gerainya meningkat menjadi 42 outlet dengan 125 agen, dan
akhir tahun 2009 outletnya telah mencapai lebih dari 110 outlet dengan
203 agen yang tersebar di kota-kota Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
bahkan Papua, dengan omzet mencapai Rp3 miliar per bulan.
Dihadapan
dewan juri Wirausaha Mandiri di Jakarta, Agung memaparkan prospek
bisnisnya yang akan merambah ke berbagai negara, seperti Malaysia,
Singapura, Australia dan bahkan ke Timur Tengah.
Proyeksi
outlet, yang dikembangkan melalui sistem waralaba juga tak
tanggung-tanggung, mencapai 285 outlet pada tahun 2010, meningkat
menjadi 525 outlet di tahun 2011, dan mencapai 850 outlet di tahun 2012,
dan diharapkan pada tahun 2013 outlet Simply Fresh Laundry telah
memiliki 1200 outlet, dengan kebutuhan sumber daya manusia mencapai
ribuan lapangan kerja.
Langkah
yang dilakukan untuk mencapai proyeksi tersebut dilakukan dengan
menciptakan inovasi mesin cuci sendiri yang mampu menyelesaikan
pekerjaan cuci hanya dalam waktu 10 menit saja.
Selain
itu, inovasi mesin cuci yang akan dibuat sendiri nantinya mampu menekan
biaya franchise sehingga semakin banyak orang yang tertarik membuka
bisnis laundry kiloan dalam jaringan bisnis waralaba Simply Fresh
Laundry dibawah bendera perusahaan PT.Sushantco Indonesia.
“Saya
memiliki misi menjadikan produk Indonesia bisa merambah ke pasar dunia
seperti layaknya jaringan waralaba Starbucks ataupun Mc Donalds,”
cetusnya.
Sumber : http://www.wirausahamandiri.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar