Dengan
menyandang gelar Sarjana Teknik di pertengahan tahun 2003 dari sebuah
Universitas Negeri di Sumatra ternyata tidak membuat segalanya menjadi
mudah. Saya bukanlah dari keluarga yang berada, sehingga untuk
memperoleh impian saya harus benar-benar bangun dengan jerih payah
sendiri. Berbekal ijazah, saya yakin bisa menjadi harapan untuk orang
tua dan keluarga. Akan tetapi nyatanya tidak. Gaji pertama yang saya
peroleh hanya Rp.1.200.000,-. Setelah ditambah ini itu selama 3 tahun
hanya tertambah dua kalinya, tapi harus mengorbankan seluruh waktu.
Dalam benak, khayalan menjadi tumpuan keluarga tak mungkin terpenuhi
kalau hanya menjalankan kehidupan seperti ini.
Dalam
proses pembelajaran muncul ide-ide bisnis. Ketika bulan-bulan pertama
menikah di tahun 2004 saya mencoba membuat usaha rumahan dengan modal
kado hadiah kawinan yaitu kompor minyak tanah. Istri saya menggoreng
kerupuk yang dibeli di pasar, dan dikemas sederhana kemudian saya
distribusikan ke warung-warung sekitar juga rumah makan. Lumayan, tapi
capek. Karena dikerjakan sendiri. Ketika timbul ide untuk memperkerjakan
saudara untuk membantu usaha, ternyata tidak ada yang bersedia.
Akhirnya usaha pertama yang saya bangun tutup dengan sempurna. Tapi
herannya tak ada kata gagal bagi saya..Muncul ide baru.
Karena
lumayan suka mencoba resep kue, akhirnya muncul ide untuk memasarkan
produk sederhana jajanan pasar ke kantin-kantin PT di Mukakuning.
Diawali dari tempat kerja saya bekerja. Berjalan sempurna, tapi tetap
saja capek karena hanya dikerjakan sendiri. Dalam masa pencarian saya
menemukan sebuah buku yang cukup memukau. Rich Dad Poor Dad, benar-benar
membuat saya lebih berani mengambil resiko. Sedikit pinjaman dari
koperasi membuat saya mempunyai rumah makan kecil-kecilan di komplek
perumahan tempat saya tinggal. Tapi hanya berusia dua bulan saja, karena
saya memang tidak punya pengalaman di bidang itu, ditambah sudah ada
saingan sehingga sulit untuk bersaing. Ketika itu saya mempunyai tiga
karyawan dan satu koki. Untuk mengurangi kerugian, saya menjual sebagian
harta peninggalan rumah makan. Cukup menyakitkan. Inilah kali pertama
saya mengalami kerugian yang cukup besar untuk ukuran saya, 8 juta
rupiah. Namun tak cukup sampai disitu. Saya yakin bahwa suatu saat saya
pasti bisa menjadi seperti yang saya harapkan. Yaitu punya usaha dan
bisa membantu orang sekitar terutama keluarga.
Saya
menemukan ide baru lagi yang lebih fresh dan gila. Ini diilhami ketika
saya membeli CD seminar motivasi melalui internet. Event Organizer. Itu
muncul begitu saja. Saya berusaha mencaritahu apa EO sebenarnya melalui
buku-buku dan internet. Saya ingin mendatangkan seorang motivator yang
dikemas menjadi seminar yang eksklusif dan menarik. Melalui informasi
beberapa teman, mereka merekomendasikan nama Jaya Setiabudi. Dengan
cepat proposal seminar bersama Pak Jaya saya selesaikan. Itulah awal
saya berkenalan dengan Pak Jaya. Diluar dugaan ternyata Pak Jaya sudah
begitu seringnya memberikan seminar diwilayah Mukakuning. Namun beliau
menyarankan untuk memanggil Bob Sadino, pengusaha gaek yang tersohor
itu. Dengan cepat no. telp Om Bob didapat. Dan saya langsung menghubungi
beliau. Tapi dengan alasan kondisi yang tidak mengijinkan untuk
bepergian keluar kota, maka saya mengundang Made Ngurah Bagiana
pengusaha burger yang tumbuh dari bawah. Tapi tak cukup sampai disitu,
saya menambah tantangan dengan mengundang Helmi Yahya sebagai pembicara
utama. Tapi kenyataannya peserta tidak seperti yang saya harapkan. Saat
itu saya mengalami kerugian yang sangat sangat besar untuk ukuran saya.
Lagi-lagi
tak menyurutkan niat saya untuk berusaha. Malah kini saya benar-benar
ingin fokus di bisnis, karena pada akhirnya saya berenti bekerja. Saya
memang harus memutar otak agar bisa melanjutkan impian dan hidup.
Ditambah saya telah punya bayi kecil. Akhirnya dalam rangka memperingati
hari anak Indonesia saya mengangkat acara di salah satu Mall terkemuka
di Batam. Dengan tema Ceria Anak Indonesia, saya menggandeng merk susu
formula ternama sebagai co.partner. Dengan dasar bahwa susu formula
tersebut mempunyai layanan customer care setiap bulannya, maka saya
memanfaatkan itu sebagai sarana promosi saya yang paling efektif. Tanpa
saya duga antusias ibu-ibu terhadap acara saya sangat besar, akhirnya
ini awal pencerahan bagi saya. Ini usaha saya yang mendatangkan cukup
banyak rupiah. Tawaran mengisi acara serupa selama beberapa waktu sempat
menghampiri ada yang menguntungkan dan ada juga yang sepi peserta.
Muncul
lagi ide berikutnya, terlahir karena saya selalu haus untuk menimba
ilmu di bidang kewirausahaan akhirnya dengan bakat saya yang suka
cuap-cuap di hadapan teman-teman di PT, saya memberanikan membuka
entrepreneur course. Dengan biaya seadanya dan pinjaman ruko dari teman,
usaha ini berjalan 3 bulan dengan coach saya sendiri. Ketika itu ide
awal bisnis Kek pisang sudah muncul. Pemasaran masih di sekitar rumah
saja. Karena antusias dari tetangga lumayan OK, saya memberanikan untuk
memperluas pasar ke daerah Mukakuning. Dengan konsep kemitraan, produk
saya bisa dinikmati pekerja di Mukakuning. Berjalan dengan waktu saya
mulai merasakan prospek bisnis saya kali ini cukup bagus. Untuk itu
sampai sekarang saya tetap focus pada bisnis Kek Pisang ini .
Awalnya
dengan peralatan yang sangat sederhana saya dan istri memproduksi kek
pisang ini . Dengan resep original saya yakin kek pisang ini bisa
menjadi makanan yang banyak diminati berbagai lapisan masyarakat dan
usia.Ternyata benar awalnya saya dan istri hanya memproduksi 3 loyang
sehari dengan pemasaran ke tetangga dan warung sekitar rumah. Dengan
system kemitraan kek pisang saya melaju bak roket di kawasan Batamindo.
Mulai dengan produksi dengan kapasitas oven yang sangat minim akhirnya
saya bisa membeli oven yang bisa memuat 20 loyang ukuran 30x 10 cm
setiap sekali pembakaran. Saya merekrut 1 orang karyawan untuk membantu
produksi disamping saya sendiri juga turut bekerja, tapi karena
permintaan cukup ramai akhirnya saya memutuskan untuk menambah 2 orang
karyawan lagi dalam hitungan waktu 2 minggu. Semua dikerjakan di dalam
rumah tempat tinggal saya yang bertipe 36. Enam bulan saya harus berbagi
dengan tempat usaha, akhirnya dengan sedikit keuntungan dan pinjaman
dari Bank, saya menyewa sebuah Ruko. Saat di ruko karyawan saya
berjumlah 7 orang. Sistem kemitraan ini muncul dengan harapan pemasaran
dari mulut ke mulut lebih efektif, sehingga mitra selalu berpromosi di
lingkungan kerjanya dan sekitarnya. Saya memberikan fee Rp3000,- per
kotaknya. Dalam waktu 6 bulan mitra saya mencapai 300 orang dengan
wilayah kerja meliputi Batamindo, Tanjung Uncang, kawasan industri di
Batam Centre. Selain itu saya juga menyiapkan bonus-bonus menarik
apabila mitra berhasil mencapai target yaitu berupa uang tunai Rp.100rb
untuk setiap penjualan 100 kotak. Hal ini dengan maksud supaya mitra
terus giat mempromosikan produk saya, selain menambah pendapatan mitra
tentunya.
Namun
setelah berjalan setahun sistem kemitraan agak menurun ditambah bahan
baku produksi meningkat tajam, akhirnya saya terpaksa melakukan revisi
harga kek pisang. Dan ini tidak menguntungkan di pihak mitra, karena
harga susah terjangkau dikalangan pekerja PT. Saya pun memutar otak
bagaimana agar karyawan saya bisa tetap bekerja dan mendapat upah yang
layak. Akhirnya terilham dari Batam yang tidak mempunyai Oleh-Oleh atau
buah tangan. Saya mencoba menembus pasar dan memposisikan kek pisang
saya sebagai buah tangan atau oleh-oleh yang harus dicari masyarakat
yang ingin keluar kota. Bika ambon yang dari medan awalnya bukan makanan
asli Medan, tapi karena dengan pembelajaran yang sempurna bika Ambon
berhasil merebut hati wisatawan yang berkunjung ke Medan. Bika Ambon-
nya Medan berhasil mengedukasi pasar, kenapa saya tidak..???
Saya
mulai mempromosikan Kek Pisang saya sebagai sesuatu yang harus dibawa
ketika meninggalkan Batam. Dengan Billboad, promosi di media, dll
diharapkan produk saya bisa dikenal luas khususnya bagi masyarakat yang
ingin meninggalkan kota Batam. Dengan perubahan misi ini, akhirnya
produksi kek pisang saya kembali bergairah. Saya menambah 3 orang
karyawan lagi untuk system delivery.
Melihat
peluang yang cukup bagus, dan keunikan produk ini, saya memberanikan
diri untuk membuka 3 cabang lagi di daerah Batam Centre, Nagoya, dan
Penuin. Semua ini dengan bantuan dari pihak Bank yang telah mulai
percaya kepada saya. Tantangan dan resiko yang saya ambil semakin besar.
3 outlet baru bisa saya buka dalam waktu 3 bulan. Belum genap sebulan
sambutan pasar sangatlah bagus, untuk ukuran toko yang baru buka. Saya
terus belajar melalui buku-buku dan media internet agar misi saya bisa
diterima masyarakat. Hingga saat ini saya telah memiliki 6 outlet dan 85
karyawan. Saya optimis impian saya menjadi tumpuan hidup keluarga bisa
terwujud. Karena sesungguhnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita
menggantungkan impian dan proses pembelajaran yang tak kenal lelah,
semua yang kita impikan akan datang dihadapan kita. Di usia saya yang
masih muda, 30 tahun saya yakin oleh-oleh khas Batam kek pisang Villa
bisa melesat bak roket di Batam khususnya dan di Indonesia
umumnya.Amiin.
Sumber : http://wirausahamandiri.co.id/
Sumber : http://wirausahamandiri.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar